Minggu, 08 Juli 2018

BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN



BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN

1.      Analisis bagaimanakan cara membentuk anak yang hebat?

Jawaban  :
Sejak lahir anak-anak telah dibekali dengan potensi dari Tuhan YME. Mester (2014) menyebutkan bahwa anak lahir bagai kertas putih sesuai dengan teori John Locke, sehingga anak berpotensi untuk diwarnai dengan berbagai macam sumber pembelajaran, baik akademik maupun non akademik. Mengoptimalkan potensi anak adalah tanggung jawab semua kalangan, baik orang tua, lingkungan, tenaga pendidik, sekolah, bahkan pemerintah. Oleh karena itu butuh sistem yang terintegrasi untuk menumbuh kembangkan anak menjadi sosok yang hebat.
Anak yang hebat adalah anak yang mampu mensinergikan pikiran, hati dan perilaku menjadi hal yang konstruktif. Mengptimalkan ketiganya tidaklah mudah, sehingga anak perlu mendapatkan pembiasan-pembiasaan tertentu. Di dalam proses tumbuh kembang anak. Ibu adalah “sekolah” pertama dan utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, akhlak dan kecerdasan sang ibu menjadi faktor utama dalam mennetukan sukses anak di kemudian hari. Adapun nasihat Utsman bin Affan mengatakan,”Wahai anak-anakku, sesungguhnya orang yang ehndak menikah itu ibarat orang yang akan menyemai benih.  Maka, hendaklah dia memperlihatkan di mana dia akan menyemainya. Dan ingatlah, bahwa (wanita yang berasal dari) keturunan buruk jarang sekali melahirkan keturunan yang baik. Jadi, pilih-pilihlah terlebih dahulu meskipun sejenak”
Apa yang disampaikan oleh Utsman bin Affan memang benar. Sebab, proses pendidikan memang sudah harus dimulai sejak anak dalam buaian. Dengan demikian salah satu komponen dalam membentuk anak hebat adalah bagaiana ibunya menjadi madrasah pertama bagi anaknya dan ini berkaitan dengan memilih calon istri ataupun suami yang baik. (Deary, dkk, 2006; Plomin & Deary, 2015)
Berkaitan dnegan hal itu, Islam memiliki metode mendidik dan membina anak. Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin berkata,” Yang menntukan (eberhasilan) pembinaan anak, susah atau mudahnya, adalah kemuahan (taufik) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jika seorang hamba bertakwa kepada Allah serta (berusaha) menempuh metode (pembinaan) yang sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya (dalam mendidik anak). Berikut cara menajdikan anak yang hebat sperti Hafiz Al-Qur’an cilik.
ü  Pembinaan Rohani dan Jasmani
Cinta sejati kepada anak tidaklah diwujudkan dengan mencukupi kebutuhan duniawi dan fasilitas hidup mereka. Akan tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah pemenuhan kebutuhan rohani mereka terhadap pengajaran dan bimbingan agama yang bersumber dari petunjuk al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
ü  Menggemburkan Hati
Konteks disini adalah bahwasannya pendidikan otak juga harus diimbangi dengan pendidikan hati agar menjadiinsan paripurna. (Goleman, 2015; Hetzel & Stranske 2007)
ü  Mempelajari Wawasan Umum
Anak-anak diajak untuk dapat melihat dunia luar dengan mempelajari wawasan umum sehingga mereka tidak jenuh dan paham bahwa mereka memiliki dunia seluas samudra.
ü  Memakan makanan yang bergizi
Proses tumbuh kembang dan aktivitas dalam mengoptimalkan kemampuan/potensi (seperti hafiz cilik) sangat membutuhkan asupan gizi yang optimal sehingga otak dapat bekerja secara optimal pula (Rampersaud, 2008; Adolpus, et al, 2013).
ü  Olahraga dan Refreshing
Selain memeprhatikan asupan gizi, anak-anak juga diajarkan bagaimana berolahraga untuk menajga stamina fisik.
ü  Tadabur Alam
Tadabur alam ini bertujuan untuk mengungkap rasa syukur atas kebesaran Allah selain untuk refreshing.


2.      Mengapa bisa anak tersebut memiliki kemampuan menghafal seperti itu?
Jawaban  :
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam mengafal al-Qur’an seperti dua Hafiz cilik.
a)      Ikhlas sebagai kunci ilmu dan pemahaman
Niat ikhlas karena Allah SWT semata. Jangan sampai ada niat mendapat berbagai kenikmatan dunia yang barang tentu sangat tidak sebanding dengan kenikmatan di akhirat kelakMenjauhi kemaksiatan dan perbuatan dosa
b)      Rela dan ikhlas memanfaatkan masa kanak-kanan dan masa muda
Anak-anak masih fresh dalam mendapatkan ilmu sehingga mudah menyerap apa yang diajarkan dan dihafalkan. Oleh akrena itu mudah bagi mereka menhafalal-Qur’an
c)      Memanfaatkan waktu giat dan senggang
Manghafal dilakukan setelah shalat fajar karena leih banyak manfaatnya, terlebih bagi orang yang tidur malam lebih awal
d)     Memilih tempat yang tepat
Menjauhi tempat yang ramai dan yang menyebabkan konsentrasi menurun.
e)      Memotivasi diri dan tekad yang benar (memberikan reward)
Jangan lupa, biasanya anak-anak itu menyukai hadiah. Sekecil apa pun hadiah yang kita berikan akan sangat berkesan sekali di hati mereka. Jadi, kita bisa mulai mengadakan pendekatan dengan menjajikan hadiah bila ia mau belajar kepada kita, terutama sekali jika anak kita mencapai target yang sudah disepakati bersama. Selain itu, berikan sanjungan dan pujian bila anak kita dapat menyelesaikan hafalan tertentu.
f)       Memfungsikan semua indra
Dalam proses menghafal Al-Quran ini, hendaknya kita dapat menfungsikan indera penglihatan, pendengaran, dan ucapan. Setiap indera kita memiliki jalan yang akan menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang dilakukan beraneka ragam, maka akan menghasilkan hafalan yang kuat dan mantap (Effendi, 2009)

3.      Hambatan apa saja yang dihadapi anak & pembimbing selama proses?
Menuju sukses tentu diiringi dengan bebagai hambatan, salah satu hambatan adalah regulasi diri dan kesadaran diri. rendahnya kesadaran diri untuk mengulang hafalan dan menyetorkan kepada guru serta kondisi fisik atau kesehatan yang terganggu seringkali menjadi hambatan dalam proses hafalan. Dalam proses menghafal Al-Quran ini, hendaknya kita dapat menfungsikan indera penglihatan, pendengaran, dan ucapan. Setiap indera kita memiliki jalan yang akan menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang dilakukan beraneka ragam, maka akan menghasilkan hafalan yang kuat dan mantap. Dalam proses menghafal Al-Quran ini, hendaknya kita dapat menfungsikan indera penglihatan, pendengaran, dan ucapan. Setiap indera kita memiliki jalan yang akan menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang dilakukan beraneka ragam, maka akan menghasilkan hafalan yang kuat dan mantap

4.      Mengapa sarat pertama belajar harus membuang jauh musuh yang paling dicintai?
Jawaban  :
Fitrahnya, manusia diciptakan memiliki rasa cinta. Rasa ini lumrah dan bermakna indah. Namun keindahan dalam cinta dapat menjaid boomerang bagi individu. Seperti contoh Kehadiran sang buah hati dalam sebuah rumah tangga bisa diibaratkan seperti keberadaan bintang di malam hari, yang merupakan hiasan bagi langit. Demikian pula arti keberadaan seorang anak bagi pasutri, sebagai perhiasan dalam kehidupan dunia. Ini berarti, kehidupan rumah tangga tanpa anak, akan terasa hampa dan suram.
Allah Subhanahuwa Ta’ala berfirman,

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Qs.al-Kahfi: 46)

Bersamaan dengan itu, nikmat keberadaan orang yang dicintai dapat menjadi musuh terbesar dan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (Qs. At-Taghaabun:14)

Makna menjadi musuh besar bagimu adalah melalikan kamu dari melakukan amal sholeh dan bisa menjerumuskan kita ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Ketika menafsirkan ayat di atas, syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “…Karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak-anak, maka (dalam ayat ini) Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan hamba-hamba-Nya agar (jangan sampai) kecintaan ini menjadikan mereka menuruti semua keinginan istri dan anak-anak mereka dalam hal-hal yang dilarang dalam syariat. Dan Dia memotivasi hamba-hamba-Nya untuk (selalu) melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya…”
Dengan demikian, bagi hafiz Al-Quran, mereka tidak dipertemukan oleh ibunya dan keluarganya dalam jangka waktu yang lama untuk menghindari hal-hal yang dapat membuat anak lali dengan kewajibannya sehingga mereka tidak berhasil dalam menuju tujuannya sebagai hafiz Al-Quran sebagai jalan jihad kepada Allah SWT. Oleh karena itu, langkah belajar pertama kali adalah menjauhkan musuh yang paling dicintai.


DAFTAR REFERENSI

Mester, B. (2014). Locke’s Theory of Education as a Philosophical Anthropology. Hungarian Academy of Sciences, UDC 130.11:37.011
Goleman,Daniel. (2015). Emotionally Intelligence. Gramedia: Jakarta

Plomin, R & Deary, I J. 2015. Genetics and intelligence differences: five special findings. Mol Psychiatry. 20(1): 98–108.

Deary, Ian J; Spinath, Frank M; & Bates, Timothy C. 2006. Genetics of intelligence. European Journal of Human Genetics. 14: 690–700

Effendi, Taufik Hamim. (2009). Jurus Jitu Mrnghafal Al-Qur’an. Muntada Ahlil Qur’an: Bekasi

Hetzel, June & Stranske, Tim. 2006. The IQ, EQ And SQ Elements of Effective Pedagogy. CSE, 10 (3):6-9

Adolphus, Katie; Lawton, Clare L., & Dye, Louise. 2013. The effects of breakfast on behavior and academic performance in children and adolescents. Front Hum Neurosci. 7: 425.

Rampersaud, Gail C. 2008. Benefits of Breakfast for Children and Adolescents: Update and Recommendations for Practitioners. American Journal of Lifestyle Medicine Vol 3, Issue 2, 2009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budaya dan Atrubusi

BUDAYA dan ATRIBUSI A.     Definisi Atribusi Mendengar kata atribusi tentunya tidak asing dalam keseharian, namun apakah sebenarnya a...